Selasa, 15 Oktober 2019

Puisi SKETSA EMBUN PAGI




Puisi

SKETSA EMBUN PAGI

untuk sebuah pagi

untuk jutaan embun di pelataran musim  tersenyum

Selamat pagi  matahari
kau mencatat  semua hati yang berbincang
dengan gaung , tanpa henti  menyusuri lorong-lorong renung
liku perjalanan panjang  menembus kelam
kadang kejujuran  terbuang

usai badai  reda di larut malam


selamat pagi matahari
selamat pagi beningnya  embun,
yang selalu saja berhamburan  terserak menyelimuti  fajar

aku suka kejujuranmu
aku suka senyummu apa adanya,  bukan sandiwara
aku suka dedaunanmu , dengan bahasa ketulusan
aku suka bebungaanmu yang selalu melukis pagi apa adanya
aku suka unggas  yang menari di langit dengan tarian tanpa kepura puraan

sebab  beningmu  selalu  menebar seribu makna
sebab  benak hatimu yang bersih  sudah  menandai   sorot  tatapmu
karna hati yang bersih tak perlu lagi memproklamirkan diri
bahwa engkau berhati bersih

embun yang bening tak pernah meneriakkan bahwa ia bening

karena tanpa suara, siapapun telah menghirup sejuknya
dan siapapun memahami ,  siapa embun pagi itu
semua merasakan
bahwa embun tak pernah  berhenti  memantulkan kilau pagi 
dan membagikan kesan sejuk ke dalam setiap jiwa


aku suka irama pagi  dengan semangat kerja kerasmu
aku suka gagasanmu yang tak pernah letih membangun  semangat
aku suka kegigihan dan ketekunan yang kau rajut sepanjang  hidup
aku suka senyum manismu,  yang membuka gerbang-gerbang harapan

Embun pagi
aku suka mereka yang  mau bersusah payah  meraih cita tanpa melukai  siapapun
aku suka mereka yang mengubur keluh kesah karena   sibuk menata hidup
aku suka mereka  yang tak suka mengenakan topeng topeng drama kepalsuan
aku suka mereka yang gigih mengelola hidup hingga tak punya lagi waktu dan tenaga untuk berburu kelemahan dan kesalahan orang lain
aku suka mereka yang berjerih payah  berjuang
sehingga tak lagi bertenaga untuk  menunggu dikasihani atau ingin selalu diberi

kadang waktu  begitu singkat untuk disia siakan dengan diskusi  untuk menemukan  kesalahan dan menjudgment orang lain

selamat pagi matahari
ijinkan aku menghirup kabut dan butiran  embunmu untuk mengobati  luka sembilu di hatiku




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku -buku Karya Arief Sabaruddin (1) Membangun Risha, Griya Kreasi / Penebar Swadaya, tahun 2006

Pertama mendapat tawaran menulis buku, adalah  tahun 2006.  Saat itu, Arief Sabaruddin diminta hadir ke rumah kediaman  Pak Bas (M Basuki Ha...